Rabu, 18 Desember 2013

Fenomena Perubahan Sosial

Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.  Perubahan sosial dapat terjadi akibat dari beberapa faktor antara lain faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam misalnya perubahan jumlah penduduk yang menyebabkan munculnya kelas sosial yang baru dan profesi baru, adanya inovasi dari masyarakat yang merasa sadar adanya kekurangan dari kebudayaannya sendiri, adanya konflik akibat dari heterogenitas masyarakat, stuktur masyarakat yang tidak siap pada perubahan sehingga terjadi pemberontakan, adanya ideologi atau tujuan bersama masyarakat untuk mengadakan perubahan. Dan faktor dari luar misalnya lingkungan fisik alam sekitar manusia, adanya peperangan yang dapat menyebabkan perubahan soial terjadi pada individu, lembaga masyarakat atau struktur masyarakat, dan adanya pengaruh kebudayaan lain yang masuk ke dalam kebudayaan sendiri.
Melihat dari pemaparan diatas kita dapat melihat disekililing kita bahwa ada beberapa hal yang sudah mulai berubah. Sistem dalam kemasyarakatan dari sebelum-sebelumnya sudah mulai berubah. Pengaruh budaya – budaya dari luar sangat berpengaruh atas perubahan masyarakat tersebut. Ada baiknya perubahan itu terjadi, tetapi sangat disayangkan ketika perubahan tersebut menuju ke arah yang negatif.
            Jika kita lihat disekeliling kita saja, budaya instan sudah meraja lela di kehidupan sekarang ini. banyak orang sudah tidak mengenal tradisi lagi. Misalnya saya sendiri sebagai orang jawa sudah tidak mengenal tradisi-tradisi orang jawa dalam pernikahan, kelahiran seseorang maupun kematian seseorang. Mendengar cerita dari para orang-orang tua seperti kakak dan nenenk saya sendiri, pada jaman dahulu tradisi sangat kental sekali. Pada satu acara orang meninggal saja mesti ada acara ini itu sedemikian rupa, sangat menyita waktu, tenaga dan biaya. Tidak hanya itu saja, saat sekarang ini saja saya sangat merasakan perubahan yang terjadi pada masyarakat.

Saya mengamati tradisi yang terjadi pada lingkungan saya. Akhir – akhir ini keluarga saya sering mengadakan pertemuan keluarga besar untuk mengadakan 1000 harian memperngati kematian eyang saya. Bude – pakde dan om – tante berkumpul bersama untuk membicarakan tentang acara dalam memperingati 1000 harian eyang saya. Dari pembicaraan tersebut saya menangkap hal –hal yang memang sudah merubah adanya tradisi. Terutama pada hal masak memasak. Pada jaman dulu memperingati 1000 harian itu, seseorang memperingati dengan hal – hal atau tradisi yang berlebihan dengan cara mengadakan semacam hajatan. Mengadakan sesuatu yang orang – orang jawa mengatakan itu ‘rewangan’. Rewangan itu semacam masak – memasak untuk diadakannya ‘ater-ater’ yaitu mengirimi serangkai makanan kepada orang – orang sekitar maupun keluarga – keluarga lainnya. Serangkaian makanan tersebut tidak hanya berisi satu macam makanan tetapi berbagai macam makanan misalnya nasi, lauk dan lalapan, makanan – makanan ringan semacam bungkusan pisang maupun makanan tradisonal lainnya. Orang – orang yang datang pada rewangan itu adalah ibu – ibu untuk memasak yang akan digunakan untuk ater – ater tersebut. Sehingga ibu – ibu tersebut meniggalkan anak – anak dan suaminya dirumah. Dengan begitu tidak ada yang memasakan anak dan suami dirumah sehingga pemilik hajatan tersebut harus mengirim juga orang – orang yang ada dirumah karena ibu – ibu sedang merewang pada hajatan tersebut. Pemilik hajatan juga harus memberi makan yang merewang. Dan rewangan berlangsung paling tidak tiga hari sebelumnya, setelah itu pada malam terakhirnya diadakan acara semacam syukuran. Dengan begitu banyak sekali biaya yang dikeluarkan sekalinya mengadakan hajatan.
            Lagi – lagi karena adanya perubahan sosial yang terjadi, dari perkumpulan keluarga saya yang terjadi menjadikan semua serba instan. Meskipun masih tetap mengadakan hajatan sebagai tradisi tetapi dalam bincang – bicang keluarga saya, sudah banyak nilai –nilai budaya yang tergeser diantaranya tidak akan mengadakan rewangan. Tetapi memilih untuk memesan makanan pada jasa katering untuk menyuguhi pada acara malamnya itu, dan masih diadakan ater – ater supaya tidak dikatan saru tetapi hanya dibelikan satu macam makanan seperti roti satu dos saja. Dan itu juga memesan. Dengan begitu biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, dan tidak menguras tenaga yang banyak. Jadi memang sudah sangat instan untuk mengadakan sebuah tradisi. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial tersebut diantaranya adalah adanya budaya lain yang masuk seperti budaya instan dari adanya teknologi. Dan juga adanya ideologi atau tujuan bersama dalam merubah sistem budaya dalam masyarakat seperti diadakannya bincang –bincang yang menghasilkan sesuatu yang juga merubah sistem budaya atau tradisi dalam masyarakat.
Setelah berbiacara mengenai perubahan sosial mengenai tradisi dalam masyarakat di lingkungan saya, saya akan memaparkan tentang perubahan sosial juga yang terjadi pada anak – anak jaman saya kecil dan anak – anak pada jaman sekarang ini. Pada saat usia saya masih kecil, saya selalu bermain dengan teman-teman sebaya saya pada saat sore hari. Kami selalu berkumpul bersama disuatu tempat untuk bermain bersama. Terutama pada saat bulan sedang terang-terangnya atau kita biasanya menyebutnya dengan padang bulan, kita bisa bermain sampai larut malam. Jika tidak sedang padang bulan, kita harus pulang karena orang tua jaman dulu meyakini kalau sudah malam banyak sekali mitos jika pada saat malam hari terutama anak-anak kecil harus masuk rumah karena banyak makhluk gaib yang berkeliaran. Remaja-remaja putripun juga tidak ketinggalan harus masuk rumah dan belajar dirumah. Tetapi berbanding terbalik dengan keadaan sekarang.

            Saat ini anak – anak jaman sekarang susah sekali ditemui bermain bersama – sama pada saat sore hari hanya sekedar bercengkrama maupun bermain – main yang pada jaman dahulu dijadikan sosialisasi pada masyarakat sekitar. Tetapi yang terjadi pada lingkungan saya sendiri anak – anak sekarang tidak bermain bersama – sama lagi tetapi lebih cenderung mengurung diri, bermain play station, bermain komputer dan alat – alat elektronik lainnya. Itu termasuk dampak dari faktor perkembangan teknologi yang sudah mulai mendarah daging dalam kehidupan sekarang ini yang apa-apa serba instan. Faktor yang lain juga adalah adanya budaya yang masuk ke dalam lingkungan sehingga sekarang ini orang tua hanya menyuruh anak – anaknya untuk belajar, belajar dan belajar sehingga ya itulah yang terjadi, anak menjadi memilih teknologi untuk merefresh diri karena lebih instan dari pada harus mengumpulkan teman – teman untuk diajak bermain bersama, selain lama, juga lebih menguras tenaga. Tetapi disisi lain, ada pergeseran nilai budaya yang terjadi yaitu bahwa bermainn yang dijadikan alat sebagai seseorang bersosialisasi sudah tidak ada. Selain itu juga berakibat pada kesehatan. Ketika kita bermain – main secara otomatis kita juga akan mengeluarkan tenaga dan tubuh kita bergerak seperti berolah raga. Berbeda dengan sekarang yang anak – anak hanya disuguhi permainan game yang hanya duduk, tidak bergerak sehingga kurang adanya kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar