Perubahan
sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan sosial dapat terjadi akibat dari beberapa faktor antara lain
faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam misalnya perubahan
jumlah penduduk yang menyebabkan munculnya kelas sosial yang baru dan profesi
baru, adanya inovasi dari masyarakat yang merasa sadar adanya kekurangan dari
kebudayaannya sendiri, adanya konflik akibat dari heterogenitas masyarakat,
stuktur masyarakat yang tidak siap pada perubahan sehingga terjadi
pemberontakan, adanya ideologi atau tujuan bersama masyarakat untuk mengadakan
perubahan. Dan faktor dari luar misalnya lingkungan fisik alam sekitar manusia,
adanya peperangan yang dapat menyebabkan perubahan soial terjadi pada individu,
lembaga masyarakat atau struktur masyarakat, dan adanya pengaruh kebudayaan
lain yang masuk ke dalam kebudayaan sendiri.
Melihat dari pemaparan diatas
kita dapat melihat disekililing kita bahwa ada beberapa hal yang sudah mulai
berubah. Sistem dalam kemasyarakatan dari sebelum-sebelumnya sudah mulai
berubah. Pengaruh budaya – budaya dari luar sangat berpengaruh atas perubahan
masyarakat tersebut. Ada baiknya perubahan itu terjadi, tetapi sangat
disayangkan ketika perubahan tersebut menuju ke arah yang negatif.
Jika kita lihat disekeliling kita saja, budaya instan
sudah meraja lela di kehidupan sekarang ini. banyak orang sudah tidak mengenal
tradisi lagi. Misalnya saya sendiri sebagai orang jawa sudah tidak mengenal
tradisi-tradisi orang jawa dalam pernikahan, kelahiran seseorang maupun
kematian seseorang. Mendengar cerita dari para orang-orang tua seperti kakak
dan nenenk saya sendiri, pada jaman dahulu tradisi sangat kental sekali. Pada
satu acara orang meninggal saja mesti ada acara ini itu sedemikian rupa, sangat
menyita waktu, tenaga dan biaya. Tidak hanya itu saja, saat sekarang ini saja
saya sangat merasakan perubahan yang terjadi pada masyarakat.
Saya mengamati tradisi yang
terjadi pada lingkungan saya. Akhir – akhir ini keluarga saya sering mengadakan
pertemuan keluarga besar untuk mengadakan 1000 harian memperngati kematian
eyang saya. Bude – pakde dan om – tante berkumpul bersama untuk membicarakan
tentang acara dalam memperingati 1000 harian eyang saya. Dari pembicaraan
tersebut saya menangkap hal –hal yang memang sudah merubah adanya tradisi.
Terutama pada hal masak memasak. Pada jaman dulu memperingati 1000 harian itu,
seseorang memperingati dengan hal – hal atau tradisi yang berlebihan dengan
cara mengadakan semacam hajatan. Mengadakan sesuatu yang orang – orang jawa
mengatakan itu ‘rewangan’. Rewangan itu semacam masak – memasak untuk
diadakannya ‘ater-ater’ yaitu mengirimi serangkai makanan kepada orang – orang
sekitar maupun keluarga – keluarga lainnya. Serangkaian makanan tersebut tidak
hanya berisi satu macam makanan tetapi berbagai macam makanan misalnya nasi,
lauk dan lalapan, makanan – makanan ringan semacam bungkusan pisang maupun
makanan tradisonal lainnya. Orang – orang yang datang pada rewangan itu adalah
ibu – ibu untuk memasak yang akan digunakan untuk ater – ater tersebut.
Sehingga ibu – ibu tersebut meniggalkan anak – anak dan suaminya dirumah.
Dengan begitu tidak ada yang memasakan anak dan suami dirumah sehingga pemilik
hajatan tersebut harus mengirim juga orang – orang yang ada dirumah karena ibu
– ibu sedang merewang pada hajatan tersebut. Pemilik hajatan juga harus memberi
makan yang merewang. Dan rewangan berlangsung paling tidak tiga hari
sebelumnya, setelah itu pada malam terakhirnya diadakan acara semacam syukuran.
Dengan begitu banyak sekali biaya yang dikeluarkan sekalinya mengadakan
hajatan.
Lagi – lagi karena adanya perubahan sosial yang terjadi,
dari perkumpulan keluarga saya yang terjadi menjadikan semua serba instan.
Meskipun masih tetap mengadakan hajatan sebagai tradisi tetapi dalam bincang –
bicang keluarga saya, sudah banyak nilai –nilai budaya yang tergeser
diantaranya tidak akan mengadakan rewangan. Tetapi memilih untuk memesan
makanan pada jasa katering untuk menyuguhi pada acara malamnya itu, dan masih
diadakan ater – ater supaya tidak dikatan saru tetapi hanya dibelikan satu
macam makanan seperti roti satu dos saja. Dan itu juga memesan. Dengan begitu
biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar, dan tidak menguras tenaga yang
banyak. Jadi memang sudah sangat instan untuk mengadakan sebuah tradisi. Faktor
yang mempengaruhi terjadinya perubahan sosial tersebut diantaranya adalah
adanya budaya lain yang masuk seperti budaya instan dari adanya teknologi. Dan
juga adanya ideologi atau tujuan bersama dalam merubah sistem budaya dalam
masyarakat seperti diadakannya bincang –bincang yang menghasilkan sesuatu yang
juga merubah sistem budaya atau tradisi dalam masyarakat.
Setelah berbiacara mengenai
perubahan sosial mengenai tradisi dalam masyarakat di lingkungan saya, saya
akan memaparkan tentang perubahan sosial juga yang terjadi pada anak – anak
jaman saya kecil dan anak – anak pada jaman sekarang ini. Pada saat usia saya
masih kecil, saya selalu bermain dengan teman-teman sebaya saya pada saat sore
hari. Kami selalu berkumpul bersama disuatu tempat untuk bermain bersama. Terutama
pada saat bulan sedang terang-terangnya atau kita biasanya menyebutnya dengan
padang bulan, kita bisa bermain sampai larut malam. Jika tidak sedang padang
bulan, kita harus pulang karena orang tua jaman dulu meyakini kalau sudah malam
banyak sekali mitos jika pada saat malam hari terutama anak-anak kecil harus
masuk rumah karena banyak makhluk gaib yang berkeliaran. Remaja-remaja putripun
juga tidak ketinggalan harus masuk rumah dan belajar dirumah. Tetapi berbanding
terbalik dengan keadaan sekarang.
Saat ini anak – anak jaman sekarang susah sekali ditemui
bermain bersama – sama pada saat sore hari hanya sekedar bercengkrama maupun
bermain – main yang pada jaman dahulu dijadikan sosialisasi pada masyarakat
sekitar. Tetapi yang terjadi pada lingkungan saya sendiri anak – anak sekarang
tidak bermain bersama – sama lagi tetapi lebih cenderung mengurung diri,
bermain play station, bermain komputer dan alat – alat elektronik lainnya. Itu
termasuk dampak dari faktor perkembangan teknologi yang sudah mulai mendarah
daging dalam kehidupan sekarang ini yang apa-apa serba instan. Faktor yang lain
juga adalah adanya budaya yang masuk ke dalam lingkungan sehingga sekarang ini
orang tua hanya menyuruh anak – anaknya untuk belajar, belajar dan belajar
sehingga ya itulah yang terjadi, anak menjadi memilih teknologi untuk merefresh
diri karena lebih instan dari pada harus mengumpulkan teman – teman untuk
diajak bermain bersama, selain lama, juga lebih menguras tenaga. Tetapi disisi
lain, ada pergeseran nilai budaya yang terjadi yaitu bahwa bermainn yang
dijadikan alat sebagai seseorang bersosialisasi sudah tidak ada. Selain itu
juga berakibat pada kesehatan. Ketika kita bermain – main secara otomatis kita
juga akan mengeluarkan tenaga dan tubuh kita bergerak seperti berolah raga.
Berbeda dengan sekarang yang anak – anak hanya disuguhi permainan game yang
hanya duduk, tidak bergerak sehingga kurang adanya kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar